Final Fantasy X – 4 Hal penting di Movie Final Fantasy!

Cerita Final Fantasy X

Final Fantasy X adalah sequel kesepuluh dalam seri Final Fantasy, dikembangkan dan diterbitkan oleh Squaresoft serta dirilis pada Juli 2001 untuk PlayStation 2 dan sejak itu telah dirilis ulang sebagai bagian dari Final Fantasy X/X-2 HD Remaster untuk PlayStation 3 dan PlayStation Vita pada 2013, untuk PlayStation 4 pada 2015, untuk Microsoft Windows pada 2016 , dan untuk Nintendo Switch dan Xbox One pada tahun 2019.

Film ini disutradarai oleh Yoshinori Kitase, dengan Tetsuya Nomura sebagai desain karakter dan Nobuo Uematsu dan Masashi Hamauzu. Film ini mengambil latar tempat di sebuah dunia khayalan bernama Spira, cerita permainan ini berfokus pada sekelompok petualang dan misinya dalam mengalahkan sebuah kekuatan yang menghancurkan, yang dikenal sebagai “Sin”.

Permainan ini memiliki peran penting dalam seri Final Fantasy karena menandai transisi penggunaan latar belakang pre-render menuju penggunaan penuh dunia 3 dimensi, melalui kemampuan grafik PlayStation 2 yang kuat (walau gambar latar 2 dimensi masih ditemui pada interior beberapa bangunan tertentu).

Ia juga merupakan yang pertama dalam seri Final Fantasy yang mampu menampilkan rentang ekspresi wajah realistis yang luas, di samping pengembangan teknologi efek grafik lainnya, seperti variasi pencahayaan dan bayangan pada pakaian karakter yang satu dengan yang lainnya.

Final Fantasy X juga menandai kemajuan-kemajuan signifikan lainnya untuk seri Final Fantasy. Misalnya, karena implementasi suara, durasi adegan-adegan dalam cerita berlangsung sesuai dengan panjang dialog yang dibawakan, yang pada judul-judul sebelumnya menggunakan subtitel yang bergulung.

Final Fantasy X menghadirkan perubahan untuk desain dunianya, berfokus pada dunia yang realistis. Sistem permainan secara signifikan juga meninggalkan judul-judul pendahulunya, dengan penggunaan elemen-elemen baru lainnya.

Sistem Permainan

The Sphere Grid

Pertumbuhan karakter dilakukan dengan menggunakan Sphere Grid. Dengan mendapatkan AP dari pertempuran dan mengumpulkan berbagai jenis bola, karakter bergerak melalui grid, meningkatkan statistik mereka, dan mempelajari kemampuan baru.

The sphere grid memungkinkan pemain untuk berevolusi dan mengambil kemampuan “campuran”, yang berarti mereka dapat mempelajari beragam keterampilan Sihir Hitam, Sihir Putih, Pertahanan, dan Serangan. Versi Internasional (lihat di bawah) memperkenalkan grid baru yang memiliki 36 node lebih sedikit dan jalur yang tidak ditentukan untuk setiap karakter, yang berarti mereka dapat mengambil peran apa pun yang mereka pilih.

Sistem Pertarungan

Final Fantasy X memperkenalkan Conditional Turn-Based Battle (kondisi berdasarkan pergiliran, disingkat sebagai CTB) yang menggantikan sistem tradisional seri-seri sebelumnya, yaitu sistem Active Time Battle (kondisi berdasarkan waktu di dunia nyata, disingkat sebagai ATB), yang pertama kali digunakan pada Final Fantasy IV.

Apabila konsep ATB mempertimbangkan waktu di dunia nyata, sistem CTB merupakan format berdasarkan pergiliran yang memberhentikan pertempuran pada saat giliran masing-masing karakter. Dengan demikian, desain CTB memperbolehkan pemain untuk memilih aksi tanpa harus mempertimbangkan waktu.

Final Fantasy X memperkenalkan sebuah sistem summoning (memanggil sebuah makhluk) yang juga dimiliki oleh seri-seri permainan ini sebelumnya. Apabila pada seri sebelumnya ketika sebuah makhluk dipanggil, melakukan satu aksi, lalu pergi, maka makhluk yang disebut “aeon” di Final Fantasy X datang dan menggantikan grup pertempuran, berperang sendirian dan pertempuran selesai sampai aeon memenangkan pertempuran.

Aeon hilang dari area pertempuran bila ia mati atau diberhentikan oleh pemain, dan kemudian digantikan kembali oleh grup pertempuran sebelumnya. Aeon memiliki statistik, perintah, serangan spesial, mantra, dan overdrive mereka sendiri.

final fantasy x

Cerita

Latar dan karakter

Final Fantasy X di-set di sebuah dunia fiksi bernama Spira, di mana terdapat sebuah daratan yang luas yang dibagi menjadi 3 sub-daratan, dikelilingi oleh pulau-pulau tropis kecil. Spira menyertakan berbagai iklim, mulai dari Pulau Besaid dan Kilika yang beriklim tropis, daerah Mi’hen yang beriklim sedang, sampai area Macalania dan Mt. Gagazet yang beriklim dingin.

Walaupun secara dominan Spira ditinggali oleh ras manusia, Spira menyajikan sebuah variasi ras-ras. Beberapa dari ras-ras contohnya adalah Al Bhed, yang jago dalam teknologi tetapi juga merupakan sub-grup dari manusia yang kehilangan haknya dengan mata hijau ungu dan bahasa yang unik.

final fantasy x

Ada tujuh karakter utama di Final Fantasy X, dimulai dengan Tidus, seorang remaja muda yang ceria dan seorang bintang pemain blitzball dari Zanarkand, yang mencari jalan pulang setelah pertemuan dengan Sin yang membawanya ke Spira. Untuk melakukannya, dia bergabung bersama Yuna, seorang summoner yang sedang dalam sebuah perjalanan untuk mendapatkan Aeon Terakhir dan membunuh monster raksasa yang menyerupai ikan paus, “Sin”.

Yang menemani perjalanan mereka adalah: Kimahri Ronso, prajurit muda dari suku Ronso yang selalu menjaga Yuna saat masa kecilnya; Wakka, seorang pemain blitzball yang adik laki-lakinya dibunuh oleh Sin; dan Lulu, seorang penyihir hitam beraliran stoikisme yang dekat dengan Yuna dan Wakka.

Saat perjalanan, Auron bergabung dengan mereka, seorang prajurit suci, yang bekerja dengan ayah Tidus dan ayah Yuna untuk membunuh Sin 10 tahun sebelumnya. Rikku juga bergabung dengan grup, seorang gadis Al Bhed yang penuh semangat dan orang ramah pertama yang Tidus temui saat mendatangi Spira.

  • Trending
  • Comments
  • Latest

Final Fantasy IX

Final Fantasy IX

Recommended